Lautku-kisahku
Di tepi lautku aku duduk
Hamparan bebatuan mencegal dudukku
Pucuk-pucuk karang tampak berbaris
Pertanda lautku segera surut
Aku anak desa duduk termangu
Pandangan jauh tertata mata
Hidung menyambut hembusan hawa sejuk
Surya tampak kemerahan
Memantulkan kilau di riak-riak ombak
Begitu tenang, begitu syahdu
Siapakah aku ini?
Aku anak negeri bernama Indonesia
Pertiwi masa lalu hingga kini
Menata hidupku jadi manusia
Berbudi luhur berhati polos
Bagaimana masa depanku?
Kata tanya bergurau harapan
Semoga aku jadi pesona
Pesona untuk diriku
Pesonaku untuk negeri ini
Di penghujung negeri ini aku terlahir
Perlahan merajut pendidikan budi
Coba bangkit dari mimpi-mimpi
Menjajal kisah perjalanan hidup
S’moga aku seindah lautku……..
Pulirnya bergisi
Berjajar rapi seindah deretan huruf
Tersedia gisi untuk tubuh
Tampak menarik indah terbentang
Penyedia sedap berkalori tinggi
Karya indah tangan petaniku
Mereka bekerja sepanjang hari
Membating tulang di hamparan pematang
Menyeka keringat di sela lumpur
Melepas lelah di pondok kecil
Mencicipi mamramu* karya ketulusan
Mereka berujar soal kurangannya gisi
Nada tanya kerap muncul
Manakah yang salah?
Aku bergeming menolak tuduhan
Namun apa yang hendak kukatakan
Mungkin itulah nyatanya
Susah aku menolak
Salah bila tak kuakui
Inilah tanahku
Darinya aku terlahir sempurna adanya
Pulir-pulirmu tertunduk rapi
Tapi bukan pertanda letih lesu
Malahan indah penyedia rasa nikmat
Sekali lagi mamramuku yang indah
Aku bangga untukmu
Aku bangga untuk petaniku
Aku sanjung hasil racikanmu
Aku puja keelokanmu
Aku puji Sang Pemberi
Terjalmu Memukau
Terjal benar tampangmu
Geram benar guncangamu
Keras benar benturanmu
Itulah kebenaranmu adanya
Itulah sajian manismu
Untuk para pengunjungmu yang setia
Setiap orang mengagumimu
Meski dalam nada berbirama negatif
Katanya…..
Engkau berlumpur dan berbatu
Mencekal ganas di musim hujan
Menyela pernapasan di musim kemarau
Itulah hadirmu sepanjang musim
Mungkinkah engkau sedang menyita perhatian?
Mungkinkah engkau sedang menggelitik nurani?
Mengkinkah engkau sedang mengetuk budi?
Panggilmu tanpa henti
Teriakmu tak kenal lelah
Desismu untuk negeri ini
Tatalah aku yang masih kusam
Ukirlah aku yang masih buruk rupa
Bentuklah aku yang masih tertinggal
Agar aku elok dipandang mata
Agar aku nyaman ditelusuri
Akulah mediator anak-anakku dengan peradaban
Sentulah mereka dengan cinta
Belailah mereka dengan kasih
Kami ingin tampil indah untukmu INDONESIAKU
Ungkapan hati dan harapan seorang anak OEPOLI
Jakarta, 22 Juli 2011
Steve Elu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar