Selasa, 20 Maret 2012


Di tepi laut tastasi aku duduk termenung
Menatap hamparan laut yang terbentang biru
Menyiratkan perjuangan di punggung-punggung karang
Pertanda lautku segera melangkah mundur
Kugantungkan cita-cita pada hamparan langit kemerahan
Pertanda sunset segera menghampiri.....
Bagaimana mungkin aku bisa melupakanmu......
Lautku yang telah menyusui nenek moyang dan segala keturunannya......
Hingga aku.....
Layaklah kami dan engkau disebut yang berbahagia!!!

(Kebun Jeruk, 20 Maret 2012)

Butir-butir embun berbaris di ujung dedaunan
Butir-butir bening tergenang di sudut mata
Butir-butir cerita terurai dari bibir sepi
Butir-butir kegetiran mengitari hati
Butir-butir pemberontakan menusuk-nusuk
Butir-butir itu melahirkan fatamorgana
Butir-butir itu menyibak masa depan
(Kos Bambu, 20 Maret 2012)

Minggu, 18 Maret 2012


Menakar hari
Menghitung detik
Berharap waktu berlangkah seribu
Ingin mimpi terejawantah dalam waktu
Enigma hadir menjawab penantian
Aku rasa inilah saatnya
Meniti jalan sambil berjuang
Mendaraskan mimpi menuju bahagia
(Kos Bambu, 19 Maret 2012)



Setiap peristiwa selalu meninggalkan lubang untuk diisi
Peritiwa sakit meninggalkan kesan negatif
Depresi, trauma, balas dendam atau juga bunuh diri
Manakala semua tak dapat terolah
Peristiwa pun makin panjang, lunbang makin banyak
Kehendak untuk mengisinya pun makin berfariatif
Peristiwa selalu menuntut tanggapan
(Kos Bambu, 19 Maret 2012)


Kala hati menjenguk cinta
Perasaan bahagia karib setia
Semb ari belajar terima sakit
Apakah cinta itu menyakitkan?
Ataukah sakit adalah konsekuensi logis tindakan mencintai?
(Kos Bambu, 18 Maret 2012)