Minggu, 20 November 2011

Yesus Telah Mencintaimu


Gelora Bung Karno (GBK) tampak dibanjiri bolanisti yang akan menyaksikan perhelatan semifinal SEA Ggames U-23 2011 antara Indonesia VS Vietnam. Tampak beberapa orang berkaus merah atau konstum TIMNAS. Beberapa lagi mengenakan asesoris lain, seperti sal atau sticker bendera Merah-Putih pada pipi. Meski pertandingan baru akan dimulai pukul 19.00 nanti, sejak pukul 15.00 ruas jalan di depan GBK mulai ramai dengan kendaranaan bermotor dan mobil.
            Di antara sejumlah motor dan mobil yang berbaris dari arah Pakubono, Jakarta Selatan menuju GBK, saya termasuk salah satu di antara mereka. Akan tetapi tujuan perjalanan saya berbeda dengan mereka.
            Hari itu, Sabtu, 19 November 2011, saya akan datang meliput sebuah acara di Plaza Senayan X-2. Ketika saya menghubungi nomor kontak yang diberikan kepada saya, Didits (sang pemilik nomor), ia mengatakan kepada saya bahwa acara ini adalah doa karismatik yang diadakan secara khusus untuk kaum muda. “Acaranya kami sengaja adakan di Plaza Senayan dan tepat juga pada malam minggu karena yang kita mau rangkul adalah kaum muda,” ungkap Didits.
            Meski agak bingung mencari tempat berlangsungnya acara – karena baru kali ke dua memasuki tempat elit sekelas Plaza Senayan – akhirnya saya menemukannya juga. Acara sudah dimulai setengah jam yang lalu, pukul 16.00. Ketika saya muncul dan memperkenalkan diri dari HIDUP, saya diterima dengan baik dan langsung dibawa menuju ke ruang acara.
            Sekitar 300 kaum muda Katolik sudah berada di sana. Lagu-lagu pujian diserukan dengan meriah, meski bagi ukuran pendengaranku agak bising. Suasana ramai dengan lighting tampak sayup, bagai sedang berada dalam sebuah bar, club, atau diskotik.
            Berselang beberapa menit, Cecilia Dwi Hapsari alias Sisi Idol (jebolan Indonesia Idol season 3) tampil. Wah, untuk pertama kalinya saya melihat langsung orang yang akhir-akhir ini namanya melejit di dunia tarik suara karena berhasil merilis album perdanya yang bertajuk “Romantis.”
            Di sela-sela tarikan suaranya, Sisi rela berbagi pengalamannya. Karena keterbatasan dana, ia rela bekerja di club malam agar bisa mendapatkan uang untuk biaya sekolahnya. Niatnya sangat besar untuk mendapatkan pendidikan yang setinggi-tingginya. Ia bekerja seperti itu dan perlahan-lahan akrab dengan dunia itu.
            Mirip dengan pengalaman Sisi, William Erans Someling pun menuturkan hal yang sama. Semasa SMA, keluarganya mengalami broken home. Ayahnya yang adalah seorang pengusaha menduakan ibunya. “Ayah selalu bersikap kasar pada ibu, saya, dan adik-adik saya. Suatu pagi, saya mendapati Ayah sedang memukul ibu. Karena tak puas, saya balik memukul Ayah. Terjadilah perkelahian saya dan Ayah,” kenang Erans.
            Pengalaman pahit ini tak bisa dipikulnya. Sebagai pelarian, ia terlibat dalam beberapa kegiatan a-moral, seperti: drugs, narkoba, judi, seks bebas, dan clubbing. Semua itu ia jalani beberapa tahun lamanya, tetapi ia tidak mendapatkan ketenangan.
            “Suatu hari minggu, saya mengantar adik saya untuk mengikuti Sekolah Minggu di Paroki Matius Bintaro, Jakarta Selatan. Di sana saya melihat orang-orang tua bernyanyi dan memuji Tuhan dengan begitu bahagia. Saya mulai merenung: apa saja yang membuat mereka tampak selalu bahagia seperti itu?” cerita Erans.
            Di akhir sharing, kedua orang ini sepakat untuk mengatakan bahwa “Tuhan punya rencana tersendiri untuk hidup kita. Ia telah merancangnya dengan indah. Yang terpenting kita mau percaya kepadanya. Kita perlu setia kepada-Nya. Tuhan Yesus begitu baik kepada kita.”

***
            Pastor Moderator Karismatik Dekenat Tangerang, Keuskupan Agung Jakarta, Pastor Feliks Supranto SSCC, ketika diwawancarai berkata “anak-anak muda yang mengadakan dan hadir dalam acara ini tampak sangat bersemangat. Inilah cara mereka mendekatkan diri dengan Tuhan. Kita harus menghargai ini. Karismatik adalah kekayaan Gereja. Kita perlu menghargai dan merangkul mereka.”
            Senada dengan Pastor Feliks, Koordinator PD Dekenat Tangerang, Gisela Satyani, atau yang biasa disapa Mekky, berkata “kegiatan ini digalang oleh kaum muda Katolik Dekenat Tangerang sendiri. Kita hanya mendampingi mereka. Mereka memiliki bakat-bakat yang luar biasa. Dengan kegiatan ini, kita menjaring kemampuan mereka untuk dipersembahkan kepada Tuhan.”
            Alunan musik dan lagu-lagu yang dipersembahkan sepanjang acara tampak kompak dan teratur. Semua berseru-seru untuk memuji dan memuliakan Allah yang telah mencintai manusia dengan penuh kasih. Di tingah-tengah segala kesibukan, anak-anak muda ini masih menyempatkan waktu untuk berkumpul bersama dan memuliakan nama Tuhan. Tentu ini adalah sebuah kebanggaan yang luar bisa. Tentu ini adalah iman yang coba diaplikasikan dalam tindakan nyata.
            Acara yang bertajuk “Youth Blazt Tie (d) to J” ini merupakan rangkuman dari Injil Yohanes 15;5: Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbaut apa-apa.
            Seiring tajuk ini, acara ini hendak mengajak kaum  muda untuk mendekatkan diri dengan Yesus, Sang pemberi Hidup. Yesus telah mengasihi kita sehingga Ia mengundang kita untuk datang pada-Nya dan tinggal di dalam-Nya.

Stefanus P Elu
Kos Bambu, 19 November 2011

Tidak ada komentar: