Selasa, 15 Februari 2011

Kado ULTAH-ku Buat IBU

Kado apakah yang akan diberikan oleh orang tua saya, saat saya berulah tahun nanti? Demikian pertanyaan yang sering muncul dalam pikiran dan hati kita menjelang perayaan ulang tahun kita. Kita mengimpikan kado ulang tahun yang istimewa bahkan terkadang kita mengenangnya sebagai kado yang tidak akan terlupakan. Saat kita berulang tahun kita mengimpikan kado, kita mengimpikan kasih sayang, kita mengimpikan perhatian dan macam-macam. Pokoknya ada berbagai hal yang kita inginkan untuk turut melengkapi kebahagiaan kita pada hari itu.
Suatu ketika saat berbicanng-bincang dengan seorang teman saya, ia mengatakan bahwa ia kurang suka sekaligus kurang terlalu setuju jika ulang tahunnya dipestakan. Apalagi diberi kado oleh orang tua. Alasan yang dikemukakan oleh teman saya itu adalah bahwa pada saat ia merayakan ulang tahun, ialah yang harus memberi kado kepada orang tuanya (khusus ibunya) karena pada hari itulah (saat ia lahir) ibunya mempertaruhkan hidupnya untuk melahirkan dia. Begitu banyak darah yang harus ditumpahkan oleh ibunya untuk mengeluarkan dia dari rahimnya. Bagitu bayak tenaga dan pengorbanan yang terkuras saat itu
Setelah saya memikirkan pendapat teman saya ini dengan lebih cermat, ternyata ada benarnya juga. Dalam kenyataannya, ketika kita merayakan ulang tahun kita diberi hadiah pertama-tama dari orang tua lalu dari teman-teman dan sahabat kenalan kita. Ini adalah kenyataan yang tidak salah. Namun, menurut saya, ada sesutu yang terlupakan di sana, terutama hal yang dikemukakan oleh teman saya itu. Seharusnya, saat kita merayankan ulang tahun kita pun harus memberikan kado kepada ibu kita yang pada hari itu (waktu kita lahir) mempertaruhkan nyawanya antara hidup dan mati untuk melahirkan kita. Perjuangan seorang ibu untuk melahirkan kita sangat berat. Ia mengorbankan tenaga, jiwa dan raganya untuk melahirkan kita. Mengapa kita tega melupakan pengorbanan ibu kita yang tak ternilai itu? Bukanakah dalam kenyataannya banyak ibu yang akhirnya harus mengakhiri hidupnya lebih cepat karena gagal melahirkan bayi yang ada dalam kandungannya? Pernahkah kita memikirkan kenyataan “pahit” yang dialami oleh seorang ibu saat-saat itu?
Mari kita lebih menyadari pendapat yang dikemukakan oleh teman saya ini. Mungkin kita akan lebih berani untuk menghargai dan mencintai ibu kita. Mungkin juga kita tidak akan menuntut ibu kita untuk memberikan kado istimewa saat kita merayakan ulang tahun, tetapi justru kita membuka hati dan tangan untuk memberi kado kepada ibu kita yang tercinta.



Ibu,,,
Aku ingin tahu apa yang engkau rasakan
Saat-saat berjuang melahirkan aku dari kandunganmu yang suci?
Berapa banyak tetes daramu yang tertumpah?
Berapa banyak tenaga yang engkau kuras?
Aku ingin tahu ibu.
Tidak untuk aku kembalikan,
karena semua itu tak ternilai harganya
Aku tak sanggup menggantikannya
Aku tak bisa membayarnya
Aku hanya ingin mengatakan aku kagum padamu ibu
Aku lalai mengingat pengorbanan itu
Maafkan aku ibuku tercinta
Kini aku belajar untuk tidak meminta kado darimu saat aku berulang tahun
Karena kado terbesar darimu telah aku terima saat aku lahir
“Kado kehidupan”
Aku akan belajar memberimu kado saat aku berulang tahun
Terima kasih ibu,,,,,,


Kasih ibu kepada beta
Tak terhingga sepanjang masa
Hanya memberi tak harap kembali
Bagai sang surya menyinari dunia……


jakarta, 14 - 02 - 2011
stefanus poto elu

Tidak ada komentar: