Senin, 11 Juni 2012

Dua Hari


Harmoni hingga Chaos
Suara dalang mulai menderu
Desis gamelan memberi warna
Pekik syair menyelam ke ruang resonansi
Melodi-melodi harmoni tersatukan
Dalam ringkasan teori keindahan

Dan,,,
Apakah realitas dapat tersatukan dalam keindahan?
Rupanya rasa masih ragu
Pikiran masih terbengkalai
Hati masih risau

Harmoni memang indah
Tapi kadang tereduksi dalam subjektivitas
Subjektivitas yang mendera tubuh
Mengantarnya hingga subjektivisme
Hingga radikalisme,
Hingga anarkisme,
Akhirnya chaos,,,
Itulah fakta bolak-balik,,,

Stefanus P Elu
Kos Bambu, 9 Juni 2012

SOSOK
Sosok itu menggema
Semangatnya membahana
Nafasnya menderu
Visinya menggugah
Singgah pada hati-hati yang masih sadar moral
Pada persimpangan
Pada lekukan
Pada pembatas
Menerpa jiwa yang masih cinta pada kemanusiaan

Yah sosok, semangat, nafas, visi
Terlembagakan, tercatat, terdokumentasi
Dan tervisualisasikan
Mengundang kehadiran
Lintas zaman,
Lintas iman,
Lintas agama,
Lintas kultur,
Lintas generasi,
Lintas hati,
Melintas dan mengitari sanubari
Sosok yang dahaga rasa keadilan.

Stefanus P Elu
Kos Bambu, 9 Juni 2012

Malam Sunyi
Kubelai malam pekat, tanpa protes
Kujamah gelap gulita, tanpa penolakan
Kucium terangai sunyi, tanpa suara
Hening, senyap, tenang

Pikiran utak-atik
Tangan obrak-abrik
Nafas menderu desah
Dada naik turun
Kaki tendang menendang
Suara menjerit-jerit
Tubuh bolak-baik
Akhirnya,,, sepi,,,diam,,,
Tanpa langkah menuju keabadian

Stefanus P Elu
Kos Bambu, 10 Juni 2012

Hilang
Menjelang pagi aku bangkit
Dari tidur malam sebentar
Kudapati dia telah tiada
Dari bilah tubuh yang tergeletak

Meski telah kujaga penuh dekapan
Kucinta sepenuh hati
Kulindungi sepenuh waktu
Kuinginkan sepenuh masa

Hati tersentak kagum
Mata terbuka heran
Pikiran jernih bening

Meski harus marah
Kecewa
Takut
Kuatir
Bingung
Tinggalah dalam kecewa dan kagum

Ia telah pergi tak tahu kemana
Yang pasti dibawa langkah seribu
Yang kemarin masih sahabat

Stefanus P Elu
Kos Bambu, 10 Juni 2012

Belum Usai
Waktu itu telah pergi
Moment itu telah berlalu
Kesempatan itu telah usai
Kejadian itu telah menyelinap
Tinggalkan kecewa
Benci, marah, kesal, bingung

Apa yang salah?
Untuk apa?
Demi apa?
Mau kemana?

Semenit yang lalu masih iba
Sejam yang lalu masih bingung
Kini hanya tertegun
Antara terima dan maklum
Antara hasrat dan dendam

Terlintas di benak ingin menolak
Hati berkata tak ada guna
Alam mengisaratkan itu hukumnya

Dari kejadian ke kejadian
Menyiksa tubuh
Mendera pikiran
Melemahkan niat

Hingga ketika pikiran bangit, ide menjelma
Sedikit keinginan dan hasrat, Aku belum usai

Stefanus P Elu
Kos Bambu, 11 Juni 2012














Tidak ada komentar: